Penelitian ini bertujuan untuk memahami alasan mengapa kemarahan digunakan oleh para Constraction Project Manager (CPM), serta menjelaskan dampak dari penunjukkan emosi pada pekerjaan mereka. Kemarahan banyak dilakukan oleh semua CPM (manager), bertujuan agar tugas-tugas dapat berhasil diselesaikan dengan baik. Demikian seperti dikutip Medical Xpress, Kamis (11/8/2011).
Peneliti mewawancarai 19 manajer dari empat perusahaan yang berbeda di Inggris, dengan tingkat usia 26 sampai 62 tahun. Mereka menceritakan pengalaman dalam bekerja dan semuanya bervariasi, karena pengalamannya mulai dari satu hingga 35 tahun. Studi ini menemukan bahwa manager yang menggunakan kemarahan dengan cara yang disengaja merupakan wujud dari tingkat keuasaan dalam satu perusahaan.
Alasan lain untuk menggunakan kemarahan juga termasuk takut kehilangan reputasi yang mana merupakan hal yang wajar di industri konstruksi. Namun, manajer mengakui bahwa jika pendekatan ini digunakan terlalu sering tidak akan memiliki dampak yang diinginkan.
Dr Dirk Lindebaum dari University School of Management mengatakan, penelitian ini menemukan bahwa kemarahan yang tertanam dalam budaya kerja dari industri konstruksi dan mewakili karakter dari manajer. Stres dan kemarahan adalah emosi yang sering dialami oleh manager digunakan untuk mencapai hasil yang positif.
Industri konstruksi di Inggris terdiri dari 300 ribu perusahaan yang mempekerjakan lebih dari dua juta orang di berbagai jabatan.
Penelitian sebelumnya menjelaskan bahwa kemarahan di tempat kerja tidak memberikan hasil positif, yang jelas bertolak belakang dengan penelitian baru ini. Penelitian ini telah dipublikasikan pada Journal Human Relation.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar