WASHINGTON - Ilmuwan telah mengembangkan sebuah software baru yang memungkinkan pengguna untuk mengakses situs yang sudah diblokir.
Seperti yang dikutip dari New Kerala, Jumat (12/8/2011), ilmuwan telah mengembangkan software untuk mengakses situs yang sudah diblokir. Pendekatan ini menawarkan jalan pintas bagi pengguna internet terhadap sensor yang kadang diterapkan oleh pemerintah.
Software yang bernama Telex tersebut, dibuat oleh para ilmuwan di Universities of Michigan (Amerika Serikat) dan University of Waterloo (Kanada).
"Pemerintah yang represif biasanya secara agresif menyensor internet. Kini kami memberikan kepada pengguna kemampuan lebih dalam berbicara dan mengakses informasi di internet," ujar J. Alex Halderman, salah satu pengembang software Telex.
"Meskipun begitu, software ini membutuhkan dukungan dari negara-negara lainnya," tambahnya.
Halderman menjelaskan bahwa pengguna bisa menginstall software Telex dari beberapa situs. "Sementara bagi negara-negara yang sensor internetnya cukup ketat, maka mereka membutuhkan beberapa perangkat tambahan yang bernama Telex stations," jelasnya.
Software Telex akan menandai koneksi internet yang sedang berlangsung sebagai 'permintaan Telex' dengan memasukan kode rahasia ke header halaman yang dibuka. Akses tersebut memakai teknik khusus yang disebut sebagai 'public-key steganography'.
Penemuan baru ini dipresentasikan oleh para ilmuwan di USENIX Security Symposium di San Francisco, Amerika Serikat (AS).
Seperti yang dikutip dari New Kerala, Jumat (12/8/2011), ilmuwan telah mengembangkan software untuk mengakses situs yang sudah diblokir. Pendekatan ini menawarkan jalan pintas bagi pengguna internet terhadap sensor yang kadang diterapkan oleh pemerintah.
Software yang bernama Telex tersebut, dibuat oleh para ilmuwan di Universities of Michigan (Amerika Serikat) dan University of Waterloo (Kanada).
"Pemerintah yang represif biasanya secara agresif menyensor internet. Kini kami memberikan kepada pengguna kemampuan lebih dalam berbicara dan mengakses informasi di internet," ujar J. Alex Halderman, salah satu pengembang software Telex.
"Meskipun begitu, software ini membutuhkan dukungan dari negara-negara lainnya," tambahnya.
Halderman menjelaskan bahwa pengguna bisa menginstall software Telex dari beberapa situs. "Sementara bagi negara-negara yang sensor internetnya cukup ketat, maka mereka membutuhkan beberapa perangkat tambahan yang bernama Telex stations," jelasnya.
Software Telex akan menandai koneksi internet yang sedang berlangsung sebagai 'permintaan Telex' dengan memasukan kode rahasia ke header halaman yang dibuka. Akses tersebut memakai teknik khusus yang disebut sebagai 'public-key steganography'.
Penemuan baru ini dipresentasikan oleh para ilmuwan di USENIX Security Symposium di San Francisco, Amerika Serikat (AS).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar