Kata narsis sering digunakan sebagai
istilah untuk menyebut orang
yang 'gila foto' dan
membanggakan diri sendiri.
Padahal, narsis merupakan penyakit mental yang si penderitanya seringkali merasa
iri dan menganggap orang lain
iri padanya. Narsis atau yang dalam istilah
ilmiahnya Narcissistic Personality
Disorder (NPD) adalahpenyakit mental ketika seseorang
memiliki rasa percaya diri yang
sangat tinggi untuk
kepentingan pribadinya dan
juga rasa ingin dikagumi. Menurut Diagnostic and
Statistical Manual of Mental
Disorders (DSM-IV-TR), orang
yang memiliki kepribadian
narsistik biasanya selalu merasa
lebih dari orang lain, butuh kekaguman yang berlebihan,
kurangnya empati dan iri hati. Tidak hanya sering merasa iri
pada orang lain, orang dengan
kepribadian narsistik juga
menganggap bahwa orang lain
merasa iri pada dirinya. Pada
orang narsistik juga sering muncul sifat sombong, arogan,
tanpa emosi dan merendahkan
orang lain, seperti dilansir Mayo
Clinic, Sabtu (20/8/2011). Narsis termasuk salah satu dari
tipepenyakit kepribadian. Seseorang yang menderita
gangguan narsis biasanya
diiringi juga dengan pribadi yang
emosional, lebih banyak
berpura-pura, antisosial dan
terlalu mendramatisir sesuatu. Namun, di balik topeng
kepercayaan diri yang tinggi
terdapat sebuah harga diri
yang rapuh dan sensitif
terhadap setiap kritik kecil. Hal
ini terjadi dengan sendirinya dan jika gangguan ini begitu
kuat sehingga mengasingkan
seseorang dari masyarakat,
maka perlu mengambil langkah-
langkah penyembuhan, seperti
melakukan psikoterapi. Diagnostic and Statistical Manual
of Mental Disorders serta
American Psychiatric Association
menyebutkan beberapa gejala
dan kriteriapenyakit narsis, diantaranya : Mementingkan diri sendiri,
melebih-lebihkan prestasi dan
bakat yang dimiliki, berharap
dikenal sebagai orang unggul
tanpa ada hasil atau pencapaian
tertentu. Terlalu bangga dengan
fantasinya dan memiliki tujuan
yang tidak realistik tentang
keberhasilan yang tiada batas,
kekuatan, kepintaran,
kecantikan atau kisah cinta yang ideal.
Percaya bahwa dirinya sangat
spesial dan hanya bisa
bergabung atau bergaul dengan
orang-orang yang juga memiliki
status tinggi. Memerlukan pujian yang
berlebih ketika melakukan
sesuatu
Memiliki keinginan untuk diberi
julukan tertentu
Bersikap egois dan selalu mengambil keuntungan dari
setiap kesempatan untuk
mendapatkan apa yang
diinginkannya
Tidak memiliki perasaan empati
terhadap sesama Selalu merasa iri hati dengan
keberhasilan orang lain dan
percaya bahwa orang lain juga
iri padanya
Menunjukkan sifat arogan dan
merendahkan orang lain Mudah terluka, emosional dan
memiliki pribadi yang lemah.
Sabtu, 20 Agustus 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar